Gaya “old money” mungkin lebih dulu dikenal lewat dunia fashion, tapi kini pengaruhnya merambah ke dunia arsitektur dan desain rumah. Estetika ini identik dengan gaya hidup kalangan bangsawan lama—yang mewah tapi tidak berlebihan, elegan tapi tidak mencolok. Rumah bergaya old money biasanya mencerminkan selera yang matang dan berkelas.
Di tengah tren rumah-rumah modern yang serba mencuri perhatian, banyak orang mulai merindukan desain yang lebih tenang dan timeless. Gaya old money menjadi jawaban bagi mereka yang ingin rumah mewah dengan karakter kuat, tanpa harus tampil norak atau berusaha terlalu keras. Gaya ini tidak mengejar tren, tapi justru menjadi simbol keanggunan yang tak lekang oleh waktu.
Salah satu elemen terpenting dari rumah old money adalah arsitekturnya yang klasik dan simetris. Gaya kolonial, neoklasik, hingga mediterania sering jadi acuan karena tampilannya yang megah namun tetap seimbang. Bentuk fasad biasanya ditandai dengan pilar, atap pelana, dan ornamen sederhana namun proporsional.
Warna-warna yang digunakan cenderung netral dan lembut, seperti putih tulang, ivory, beige, atau navy. Palet ini memberi kesan kalem dan dewasa. Untuk interior, gaya old money menghindari tampilan berlebihan. Sebaliknya, rumah akan dipenuhi detail elegan seperti lampu gantung kristal, furnitur kayu solid, dan karya seni klasik yang punya makna.
Rumah ala old money selalu punya “statement” pada bagian masuk. Grand entrance dengan pilar tinggi atau foyer luas dengan tangga spiral menciptakan kesan pertama yang tak terlupakan. Elemen-elemen ini bukan sekadar dekoratif, tapi juga mencerminkan rasa hormat terhadap tradisi dan nilai keluarga.
Ruang keluarga formal dan ruang makan besar menjadi pusat aktivitas sosial di rumah seperti ini. Keduanya didesain untuk menjamu tamu dengan hangat, tanpa kehilangan kesan berkelas. Tak ketinggalan, perpustakaan atau ruang baca sering jadi elemen khas. Di sinilah sentuhan intelektual dan sejarah pribadi keluarga bisa tercermin.
Material yang digunakan pada rumah bergaya old money biasanya punya karakter kuat dan umur panjang. Marmer untuk lantai atau foyer, parket kayu untuk ruang tengah, dan batu alam sebagai aksen dinding adalah pilihan populer. Material ini memberi kesan kokoh sekaligus elegan.
Dari segi furnitur, gaya old money lebih memilih potongan klasik atau vintage dibanding perabot massal. Warna-warna kayu tua, tekstur beludru, linen, atau kulit klasik menambah kesan mewah yang hangat. Setiap detail terasa diperhitungkan dan tidak asal ikut tren, membuat rumah terasa seperti peninggalan yang berharga.
Untuk mendapatkan kesan yang tepat, penting banget melibatkan arsitek sejak awal proses desain. Mereka bisa bantu menjaga proporsi dan simetri, dua prinsip utama dalam gaya ini. Bukan hanya soal estetika, tapi juga kenyamanan dan keharmonisan ruang secara keseluruhan.
Jangan ragu menggabungkan elemen klasik dengan teknologi masa kini, seperti sistem smart home yang disamarkan dalam desain. Ini membuat rumah tetap nyaman dan modern tanpa merusak nuansa elegan. Dan yang paling penting, diskusikan dengan arsitek soal desain jangka panjang—rumah bergaya old money harus tetap relevan dan tidak membosankan untuk puluhan tahun ke depan.
Rumah dengan gaya old money bukan cuma soal tampilan luar. Ia mencerminkan filosofi hidup yang tenang, penuh kontrol, dan percaya diri. Rumah ini dibuat bukan untuk pamer, tapi untuk dihuni dengan bangga dan diwariskan sebagai bagian dari identitas keluarga.
Jika kamu ingin membangun rumah dengan rasa hormat pada keanggunan masa lalu, tapi tetap nyaman untuk masa kini—gaya old money bisa jadi pilihan tepat. Yuk, konsultasikan idemu bersama Sibambo Studio, dan wujudkan rumah mewah yang elegan, klasik, dan tak lekang oleh waktu. (Alfiansyah/Sibambo Studio)