Modern Klasik
Kota Bandung
2025
Burhanudin, S. Ars.
M. Fikri Syahrudin, S. T.
72 m2
195,5 m2
4
3
Yes
No
Yes
No
Rumah ini berdiri di tengah padatnya lingkungan komplek perumahan di Bandung. Sejak 2009, Pak Andi dan keluarga telah tinggal di rumah eksisting yang kini mulai terasa sempit. Seiring anak-anak yang tumbuh dewasa, kebutuhan privasi dan ruang pun meningkat. Ruang tamu yang dulu cukup, kini terasa sesak saat keluarga besar datang berkunjung.
Bersama sang istri, Pak Andi memutuskan untuk merenovasi total. Ia menginginkan rumah dengan banyak bukaan untuk pencahayaan dan sirkulasi, sementara istrinya mengidamkan estetika klasik yang elegan dan tak lekang oleh waktu. Dari dua keinginan inilah, konsep modern klasik dipilih: kombinasi kenyamanan tropis dengan tampilan yang mewah dan abadi.
Dari luar, rumah ini langsung mencuri perhatian. Meski berdiri di lahan hanya 72 m², rumah ini tampil menjulang tiga lantai. Warna putih yang mendominasi fasad menghadirkan kesan luas dan terang, sekaligus menjadi elemen kunci dari gaya modern klasik.
Aksen abu-abu pada lantai dua serta gubahan lengkung di tengah deretan jendela persegi menjadi sentuhan visual yang dinamis. Elemen ini memberi karakter tanpa menghilangkan keseimbangan. Sementara kanopi yang menyatu dengan fasad tidak hanya fungsional sebagai pelindung, tapi juga mempertegas keutuhan desain.
Masuk ke dalam rumah, nuansa terang dan lega langsung terasa. Warna putih tetap menjadi benang merah yang membawa kehangatan sekaligus kemewahan. Denah open plan diterapkan untuk menciptakan koneksi ruang yang lapang, walau lahan terbatas.
Kebutuhan akan banyak ruang diakomodasi dengan kehadiran mezzanine di lantai satu. Area ini difungsikan sebagai ruang makan dan mushola—dua fungsi vital dalam keluarga—yang dibuat menyatu namun tetap nyaman. Material granit beraksen menambah karakter dan tekstur, menjadikan ruang-ruang tampil lebih mewah tanpa terasa berlebihan.
Kuncinya adalah efisiensi. Dengan hanya 72 m² lahan, rumah ini mampu menampung empat kamar tidur, tiga kamar mandi, serta carport. Optimasi dilakukan melalui tiga lantai penuh dan mezzanine, memastikan seluruh anggota keluarga memiliki ruang masing-masing.
Desain ini bukan hanya menjawab kebutuhan ruang, tapi juga menjaga kualitas hidup keluarga. Pencahayaan alami, sirkulasi udara, dan tampilan yang menyenangkan mata—semuanya hadir dalam satu rumah.
Complementary House membuktikan bahwa rumah megah tidak harus luas. Dengan pendekatan desain yang sensitif terhadap kebutuhan keluarga, rumah ini berhasil menyatukan dua dunia: estetika klasik yang menawan dan kenyamanan tropis yang fungsional.
Di tengah keterbatasan lahan, rumah ini hadir sebagai solusi yang saling melengkapi—antara keinginan dan kebutuhan, antara gaya dan kenyamanan. Sebuah rumah yang tidak hanya ditinggali, tapi juga dihargai.