
Classical Modern Design
Surabaya, Jawa Timur
2024
M. Alviano Rizqia, S.Ars.
Hernanda Ade W, S.Tr.T.
209 m2
350 m2
6
3
Yes
No
Yes
No
Ada rumah yang dibangun dari keinginan, ada pula yang lahir dari niat baik. Rihlah House termasuk yang kedua, sebuah rumah yang berdiri di atas cerita panjang tentang perjalanan, persahabatan, dan pulang.
Pemiliknya, seorang perempuan yang telah menempuh banyak fase hidup dan berpindah kota mengikuti tugas sang suami, kini ingin menyiapkan rumah untuk masa tuanya.
Rumah ini bukan hanya tempat tinggal, tapi juga lambang kebaikan hati. Ia membeli rumah lama milik sahabatnya yang sedang kesulitan, bukan sekadar karena kebutuhan, tapi karena ingin membantu.
Dari niat tulus itu, lahirlah awal perjalanan baru: membangun rumah yang sehat, lapang, dan penuh kehangatan keluarga.
Nama Rihlah, yang berarti “perjalanan”, menjadi representasi sempurna dari kisah ini. Sebuah perjalanan fisik dan batin, yang akhirnya menemukan tujuan, kembali ke rumah, kembali ke akar.

Begitu tiba di depan rumah, kesan pertama yang terasa adalah kehangatan. Fasad Rihlah House memadukan gaya modern klasik dengan sentuhan elegan yang lembut.
Pagar teralis menjadi elemen pembuka, menghadirkan rasa aman tanpa menutup diri dari lingkungan sekitar. Di baliknya, berdiri bangunan dengan jendela-jendela lebar dan ornamen profil yang memperkuat karakter klasik tanpa terkesan berat.
Warna putih dan abu-abu mendominasi tampilan luar, menciptakan kesan bersih dan tenang, sekaligus menghadirkan estetika yang tak lekang oleh waktu.
Kesan klasiknya tidak kaku, karena dibalut oleh nuansa modern yang membuat fasadnya tetap relevan meski tahun berganti. Di area carport, ruang yang lega disiapkan untuk dua mobil besar keluarga.
Cahaya alami dari skylight di atasnya menambah kesan lapang dan cerah seolah sejak di depan pun, rumah ini sudah menyambut siapa pun yang datang dengan tangan terbuka.

Masuk ke dalam rumah, suasananya berubah menjadi lebih lembut dan personal. Desain interior modern kontemporer menjadi pilihan agar rumah terasa ringan namun tetap berkelas.
Permainan tekstur lembut pada dinding, lantai dengan motif marmer, dan tata cahaya alami yang melimpah menciptakan kesan elegan yang menenangkan.
Setiap ruang diatur dengan mempertimbangkan aktivitas keluarga besar yang sering berkumpul. Tata letak ruang makan dan keluarga dirancang terbuka, memungkinkan interaksi tanpa sekat.
Inner courtyard di tengah rumah menjadi paru-paru yang menghidupkan suasana: udara segar mengalir bebas, cahaya matahari masuk lembut, dan suara daun yang bergesekan menambah kesan alami yang menenangkan.

Setiap rumah punya satu ruang yang menjadi pusat kehidupan, dan di Rihlah House, dapurlah jantungnya. Sang pemilik dikenal memiliki hobi memasak, dan itu menjadi pertimbangan utama dalam desain ruang.
Dapur dibuat luas, terang, dan ergonomis. Setiap area penyimpanan dan peralatan ditata agar mudah dijangkau, sementara pencahayaan alami dari inner court membuat suasana memasak selalu menyenangkan.
Lebih dari sekadar tempat menyiapkan makanan, dapur ini adalah tempat berbagi cerita, di mana aroma masakan, tawa keluarga, dan kenangan masa kecil berpadu jadi satu.
Di sinilah semangat “perjalanan” itu hidup: dari tangan ibu yang memasak, hingga meja makan tempat keluarga berkumpul dan saling berbagi kabar.

Rihlah House menampung tiga anak yang kini beranjak remaja dan dewasa. Setiap anak memiliki kamar dengan privasi masing-masing, namun tetap terhubung oleh koridor yang memungkinkan interaksi ringan sehari-hari. Desain tiap kamar disesuaikan dengan karakter penghuninya — ada yang tenang, ada yang ceria, ada yang minimalis — namun semuanya mendapat pencahayaan dan sirkulasi udara alami yang baik.
Sirkulasi udara menjadi fokus utama dalam desain ini. Rumah lama yang dulu terasa lembap kini bertransformasi menjadi hunian yang sehat dan bernafas. Setiap jendela, bukaan, dan ventilasi diperhitungkan agar udara segar terus bergerak, menjadikan rumah ini nyaman untuk dihuni dalam jangka panjang.
Lebih dari sekadar tempat tinggal, Rihlah House adalah simbol tentang perjalanan yang akhirnya kembali menemukan rumahnya.
Rumah ini menjadi tempat singgah sementara setiap kali sang pemilik pulang ke Surabaya, dan kelak akan menjadi rumah pensiun yang damai di dekat orang tua.
Desainnya yang timeless, sehat, dan terbuka, merepresentasikan filosofi hidup sang pemilik: bahwa kebahagiaan sering kali datang dari niat baik dan hubungan hangat antar manusia.
Di Rihlah House, arsitektur bukan sekadar soal bentuk, tapi juga tentang rasa tenang, rasa diterima, rasa pulang.
Kalau kamu juga ingin punya rumah yang bukan hanya indah, tapi juga menyimpan makna dari perjalanan hidupmu, Sibambo Studio siap membantu merancangnya, karena setiap rumah punya cerita.